Jumat, 24 November 2017

*BAGIMU YANG MENDIDIK DENGAN RASA*


Gemuruh berita kekerasan guru terhadap murid, potret dan audio visual yang diviralkan semacam mendiskreditkanmu, memberi konotasi yang meruntuhkan nilai jasamu.


Istilah-istilah yang mereka lekatkan kepada engkau. Bagaimana mungkin bisa demikian?, guru killer, guru kejam, guru cerewet, guru ngeri, embel-embel nakal yang terus dijadikan ikon bagimu.

Belum lagi masalah anak bolos, anak melakukan pergaulan bebas, anak merokok, anak putus sekolah,  anak nakal, pertanyaan pertama "memangnya gurunya ngapain di sekolah?".

Bagimu yang mendidik dengan rasa, tentu pilu menyaksikan kisruh dunia pendidikan. Duduk dibalik meja dengan tumpukan tugas siswa, berpikir sedemikiannya menggali kreativitas, bagaimana agar anak didik tertarik berkontak sosial denganmu.


Bagimu yang mendidik dengan rasa, mendengar kabar kesuksesan anak didikmu pun telah membuatmu menghela nafas syukur mendalam, tak mengharap mereka menghampiri. Tak meminta balasan pun dari apa yang telah mereka peroleh.

Tiada guru yang mencita-citakan anak didiknya bernasib tak lebih darinya, semua guru ingin anak didik melampauinya, menjadi manusia-manusia hebat. Apalagi jika dihati kita terbesit bahwa guruku jahat. Tidak, jangan begitu.

Guruku, kami tak akan mampu berhitung, atau mungkin takkan bisa membaca tulisan ini tanpa guru. Kami tak paham ilmu sosial, tak mengerti kejadian alam, tak tau hukum negeri ini, buta ilmu agama, jika bukan engkau yang mengajarkan. Sementara kami masih bisa angkuh menganggap engkau kuno, kolot, dan jahat.

Lelahnya engkau dengan segala lika-liku kurikulum, semrawut administrasi, dan menghadapi puluhan bahkan ratusan siswa setiap hari dengan perangai yang berbeda-beda.


Begitulah tugasmu wahai guruku, 
bagimu yang mendidik dengan rasa, 
dedikasi kami segenap anak bangsa menaruh rasa bangga karena telah dididik digugu dengan cara terbaikmu. Bagaimanapun, engkau pasti menaruh harapan bagi anak didikmu.

(ao) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bahasa Sampit dan Kaum Milenial (dalam buku Kata Milenial tentang Bahasa Sampit)

Menjadi salah satu anak muda yang lahir dengan menyandang predikat generasi milenial, memang sangat beruntung. Kemampuan multitasking yan...