Minggu, 19 Maret 2017

PC IMM Kotim: Gelar DAM Nasional perdana 4 hari lagi!


Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan organisasi dakwah dan kader. Sebagai aktivis dakwah, maka aktivitas-aktivitas dakwah pun senantiasa harus dibudayakan. Dakwah dalam Muhammadiyah tidak monoton berbicara dalam Masjid dan khutbah. Pengamalannya harus lebih luwes dan kekinian, misalnya dengan pemanfaatan media sosial.
Selanjutnya, sebagai organisasi kader, IMM memang selayaknya melakukan perkaderan baik secara formal maupun non formal. Kader merupakan aset ikatan yang musti dijaga dan dirawat, dalam artian merawat pemikiran/intelek, memupuk nilai-nilai religius kader dan sisi kepekaan sosialnya.
Mengingat amanat Ketua Umum DPP IMM ketika pelantikan DPD IMM Kalimantan Tengah beberapa bulan silam, yaitu beliau berpesan bahwa IMM Kalimantan Tengah silahkan fokus pada ranah perkaderan dan konsolidasi. Amanat ini tentu menjadi komitmen bersama bagi kader Kalimantan Tengah, khususnya PC IMM Kotim. Sesuai dengan program kerja yang dirumuskan oleh Bidang Kader, maka pelaksanaan DAM Nasional oleh PC IMM Kotim dirasa perlu dilaksanakan.
Menjelang 4 hari pelaksanaan DAMNAS ini, yaitu tanggal 24-28 Maret 2017, tentu banyak harapan yang dipanjatkan, PC IMM Kotim berharap kegiatan perkaderan ini dapat memberikan gelombang semangat untuk menegakkan panji-panji merah marun di tanah Borneo. DAMNAS diharapkan dapat mencetak kader-kader pimpinan yang siap mengisi kekosongan pimpinan saat ini, hingga IMM Kotim mampu menuju struktur organisasi yang ideal sesuai harapan AD/ART.
Lebih substansi lagi, DAMNAS ini diharap mampu membentuk kader dengan daya nalar yang tinggi dan kritis, memiliki semangat intelek, membudayakan minat baca dan menulis, serta mampu membangun nuansa ilmiah dimana pun mereka berada.
Banyak asa yang memuncak, semoga ini menjadi stimulus bagi PC IMM Kotim untuk mengeksekusi jalannya DAMNAS dengan penuh faedah.

Anggun dalam Moral, Unggul dalam Intelektual

Billahi fii sabilil haq, fastabiqul khoiroot

Oleh: IMMawati Ayu Oktarizza (Ketua Umum PC IMM Kotim)

Kalteng Darurat Narkoba, IMM Harus Apa?



Kalimantan Tengah sebagai provinsi yang masuk dalam enam besar penyebaran narkoba tertinggi secara Nasional.  Memang keadaannya lebih baik dari Kalimantan Timur yang berada dalam posisi empat di atasnya, namun tentu ini bukan semacam prestasi yang patut dibanggakan. Memang sebuah ironi, melihat kenyataan yang memilukan ini.

Menurut data yang dilansir oleh beberapa situs berita online, banyak sekali menyebutkan bahwa Kalimantan tengah kini darurat narkoba. Penyebarannya sungguh tak mampu dibendung bagai waduk yang ambruk. Beberapa daerah dengan tingkat penyebaran tertinggi di Kalimantan Tengah , yaitu Kota Palangka Raya, Kotawaringin Barat, dan Kotawaringin Timur haruslah menjadi perhatian khusus. Penyebaran obat-obatan terlarang ini telah merambah ke berbagai kalangan baik dewasa, remaja hingga anak-anak yang masih dalam masa peralihan remaja awal. Polda Kalimantan Tengah untuk akhir tahun 2016 menyatakan bahwa kasus narkoba meningkat hingga 57% dari tahun sebelumnya (http://tribratanews.polri.go.id/?p=14940) dan sebagian besar korbannya adalah pemuda.

Sudah menjadi rahasia umum, pemuda merupakan aset bangsa. Meminjam istilah ilmu mawaris,  pemuda merupakan ahli waris utama bangsa ini. Tidak dapat dipungkiri, sejarah yang menyisakan kisah, menyebutkan sebagian besar peristiwa sejarah tak lain pemudalah aktornya.

Keadaan pemuda yang terombang-ambing bagai buih di lautan, banyak, namun rentan akan guncangan, demikianlah pemuda sekarang dapat digambarkan.  Virus narkoba menjadi ancaman yang dapat memutus rantai kepemimpinan selanjutnya. Lantas, IMM harus apa? Sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang eksis dan konsist dalam pergerakannya, tentu Kalimantan Tengah punya harapan pada IMM untuk turut andil menuntaskan fenomena ganjil ini. Harus diakui nuansa pemuda atau bahkan masyarakat kita yang rentan sekali tergerus pengaruh-pengaruh sekuler, sedikit saja ada hal yang sedang trend maka begitu cepatnya menjadi viral oleh pemuda Kalimantan Tengah.

Peredaran narkoba memang tidak sekedar tanggung jawab aparatur negara dan pemerintah. Patut kita apresiasi gerakan Satuan Binmas kepolisian pun telah gencar menyuarakan Kalteng anti narkoba, mulai dari melakukan penyuluhan di setiap sekolah sampai memampangkan wajah bandar narkoba di jalan-jalan umum. Lantas apa yang kurang dari gerakan pemberantasan ini? Rasanya penyalahgunaan narkoba ini bukan lain tentang sifat yang biasa dijadikan kambing hitam yaitu ‘rasa ingin tau’, tapi lebih dari itu, narkoba sudah menyentuh hingga kepada masyarakat sosial terendah yang apabila dibiarkan akan menjelma menjadi tradisi.

Jika ada pepatah mengatakan kejahatan terjadi karena ada kesempatan adalah benar adanya. Namun istilah lain yang lebih tepat ialah kejahatan hadir karena  diamnya orang-orang baik. Kita mungkin sering melihat orang lain membeli, menggunakan jenis-jenis obatan terlarang tapi bayak diantara kita diam dan kurang peduli. Kita tau bahwa kompleks A misalnya, adalah markas penggunaan narkoba, tapi kita seringkali diam. Fenomena ini merupakan ladang pergerakan IMM, sebagaimana arah gerakan ini dalam trilogi Ikatan; keagamaan, kemahasiswaan,  dan kemasyarakatan. Sebagaimana pesan surat Ali-Imran ayat 104, bahwa diserukan kepada untuk membentuk sebuah persyarikatan, organisasi, dan atau ikatan untuk menumpas kebathilan.  Singkatnya, bahwa kejahatan yang terorganisir harus dilawan dengan kebaikan yang terorganisir jua.

Peredaran narkoba yang seperti bola salju ini jangan dikira terjadi secara tidak sengaja dan tidak ada yang mengendalikan. Jika kita tengok kembali kesaksian Fredi Budiman dan antek-anteknya, manajemen penyebaran narkoba ini sungguh sangat sistematis dan terorganisir. Kita telah diserang, dijajah, dilumpuhkan,  bukan lagi dengan meriam, tempur dan angkat senjata. Kita memasuki imperialisme intra modern,  dimana pemuda kita dibuai, dilenakan dengan fashion, kemajuan teknologi, dan dicandu narkoba,  kita dijauhkan dari kesadaran beragama.  Sungguh sangat terorganisir bukan?. Lalu bagaimana peran kader Ikatan?, kita punya kekuatan,  organisasi adalah senjata yang cukup efektif untuk menumpas ketidakberadaban sekarang ini. Ikatan harus membangun dan melaksanakan kebaikan-kebaikan yang terorganisir. Pemuda Kalteng menunggu kita, lihat sudah berapa banyak pemuda yang menjadi bagian dari IMM, mereka atau kita semua tentu tidak semua berasal dari keluarga yang taat beragama. Ketika menjadi bagian dari IMM, kebanyakan dari kita tertolong, tersibukkan dengan aktivitas positif, sampai lupa melakukan kegiatan tak berfaedah.

Inilah kebaikan yang terorganisir, menjaga kader dan memprogramkan kegiatan yang menyentuh pada peningkatan prestasi pemuda Kalteng, membangun nuansa postif dan intelek dalam tubuh IMM.
Jika diam adalah emas, maka bertindak adalah berlian.
FASTABIQUL KHOIROOT
IMMawati Ayu Oktarizza

Ketum Umum PC IMM Kotim


Sabtu, 04 Maret 2017

Menyongsong Milad ke-53 IMM

Lebih separoh abad Ikatan berdiri
Hadir dengan pernak pernik perjuangan
Bergerak di jalur manapun yang mencerahkan.

Tak ayal si merah setengah hitam mengecamuk ikatan
Maka jangan sesekali permasalahkan setitik noda hitam,
sementara darah merah ini terus mengucur canangkan juang.

Tiada istilah siapa yang memulai aksi dan siapa yang memberi reaksi..
Mari sama-sama kita beraksi..

Anggun dalam moral, unggul dalam intelektual
Berlomba-lomba dalam kebaikan
Jangan jadikan itu sebagai klise semata

Jangan teriak religius, intelek, dan humanis
Sementara diri buta Islam, lumpuh pengetahuan, dan mati rasa.

Berjuang tak serumit memecahkan trigonometri
Tapi berjuang juga tak sebercanda itu kawan.

Menyongsong 53 tahun, rasanya sekelas manusia, angka ini mencerminkan kematangan.

Mari berkhidmat menuju IMM berdaulat
IMMku,  selamat milad.

Jumat, 03 Maret 2017

KAJIAN KURIKULUM (KBK,KTSP,K13)

Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Yang dimana Kurikulum juga sebagian adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa.
KBK adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004. KTSP adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan KBK 2004.
Perbandingan materi pada KBK, KTSP dan Kurikulum 2013 dapat dilihat dari proses pra pembelajaran, proses pembelajaran, proses penilaian, kompetensi, tujuan pembelajaran dan cakupan isi pembahasan. Dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013 lebih baik dari pada kurikulum sebelumnya.  
Download link:

Renungan Kader


Seusai tahajjud kumerenung lagi
siapa, kemana diri hina ini
lama kutertidur dalam duniaku
nanarku memandang alam sekelilingku
Beribu mujahhid berguguran sudah
beribupun nampak semakin merenta
namun kebatilan tiada kunjung sirna
bahkan semakin menyesakkan dunia
Kini tiba waktu tuk tampilkan diri
derita ummatku tak sabar menanti
dalam ikatanku tlah bersemi janji
hidup di jalannya atau mati syahid
download video: Video Renungan Kader

Bahasa Sampit dan Kaum Milenial (dalam buku Kata Milenial tentang Bahasa Sampit)

Menjadi salah satu anak muda yang lahir dengan menyandang predikat generasi milenial, memang sangat beruntung. Kemampuan multitasking yan...